JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA - Hallo sahabat Info @ Depok, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Sejarah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
link : JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
Anda sekarang membaca artikel JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA dengan alamat link https://infodepokontime.blogspot.com/2016/07/jejak-langkah-perumnas-depok-jaya.html
Judul : JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
link : JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
Depok, wilayah yang dahulu penuh "misteri" berubah menjadi serba 'waaah'. Depok Jaya di bilangan Kecamatan Pancoran Mas dahulu hanyalah situ (telaga) dan dikenal dengan nama Situ Beji yang dipanen rame-rame setahun sekali. Diseputarnya kebun atau kandang ternak milik orang-orang Cina dan Belanda serta sebagian milik penduduk setempat.
Perkembangan Depok menjadi semakin pesat sejak Presiden RI ke II Bapak HM Soeharto memberikan perhatihan lebih dalam Pembangunan perumahan yang dinilai sangat penting bagi kehidupan rakyat. Disadari rumah bukanlah sekedar tempat tinggal, tetapi juga tempat pembentukan watak dan jiwa melalui kehidupan keluarga. Untuk memantapkan program pembangunan perumahan, maka pemerintahan Pak Harto membentuk Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional (BKPN), Mei 1972. Sebagai pelaksana, dibentuk Perum Pembangunan Rumah Nasional (PERUMNAS).
Kelurahan Depok Jaya yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan PERUMNAS DEPOK I, diresmikan Presiden Soeharto tanggal 12 Agustus 1976, ditandai penandatangan prasasti di sebuah rumah Jln.Manggis V, Depok Jaya, dan penyerahan kunci rumah secara simbolis kepada Sugito (alm) wartawan Harian Angkatan Bersenjata mewakili 180 keluarga wartawan dan karyawan pers. Saat itu presiden juga meresmikan Penggunaan Taman Kanak-Kanak Pertiwi Jl.Kedondong Raya . Pak Harto yang saat Peresmian PERUMNAS Depok I memilih naik kereta api Jakarta - Depok, Depok - Jakarta, sekaligus meresmikan beroperasinya Kereta Api Listrik (KRL) Depok-Bogor.
Sedang Menteri PU Ir.Sutami menyerahkan penggunaan Sekolah Dasar (SD I) di Lingkungan Semangka yang saat itu hanya terdiri dari 3 lokal. Untuk memenuhi kebutuhan warga, PERUMNAS mengijinkan bekas Gudang Perumnas untuk menambah lokal sekolah, akibatnya muncul guyonan SD Gudang di jl.Anyelir, yang keadaannya mengenaskan.
Kondisi seperti itu harus meliput kebutuhan pendidikan keluarga penghuni awal sebanyak 250 KK , terdiri dari wartawan dan Pegawai Negeri Sipil dengan masa kerja minimal 10 tahun. Mereka tinggal di Lingkungan Manggis, Kedondong, Semangka, Pepaya, Jambu, Lely. Akhir tahun 1976 hunian meningkat menjadi 470 KK, dengan anak usia sekolah SD sekitar 600 anak.
Tak urung, untuk memenuhi kebutuhan sarana pendidikan, warga Depok yang dimotori Lurah Sementara (transisi) Perumnas Depok I, Ir.Kumaraningrat yang juga salah satu pimpinan PERUMNAS, Ketua Rukun Keluarga (RK) H.Zainal Arifin-Pemberitaan Angkatan Bersenjata (PAB) dan wakilnya H.Prasetyo (Suara karya), Dom Rinetyo (alm)-Hr.Kompas, H.Adirsyah (alm)-Merdeka (Catur Tunggal babat alas Depok Jaya-untuk kelompok PU dan Istana), Harun Nurochadi-Kelompok Kantorberita Nasional Indonesia (KNI), Syarif Hidayat-Mjl.Tempo, Sukardi (wartawan)-ayah Laksamana Sukardi, Ir.Latief-PU, Utoyo Rumanto (alm)-PU, Supoyo-PU, jajaran Humas PU Pusat a.l. Pak Oning dan tokoh-tokoh lain bergotong royong mencari dukungan dan dana lewat jalurnya masing-masing, untuk menambahnya menjadi 6 lokal. Pak Suradi, tinggal di Jln.Kartini Depok Lama adalah satu-satunya guru yang ditunjuk untuk mengasuh ratusan siswa itu. "Namanya juga darurat tokoh-tokoh yang pernah belajar di sekolah guru seperti Pak Utoyo Rumanto (alm) ikut mengajar," kata H.Prasetyo.
Perkembangan Depok juga mengundang perhatian banyak pihak. Pemerintah DKI Jakarta misalnya membantu berdirinya SMA Negeri I, Balai Rakyat, dan Lapangan Olah Raga Jln.Merpati. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto didampingi Wagub. Urip Widodo.
Dalam pengembangan kehidupan beragama Perumnas juga menyerahkan lahan seluas 10 Ha (dari 6 ha ditambah 4 ha) kepada Yayasan Pembangunan Islam untuk Islamic Centre dan membantu berdirinya Mushola Nurul Islam di Jln.Mangga Raya (Semangka II) yang kini menjadi masjid megah.
Dalam pengembangan kehidupan beragama Perumnas juga menyerahkan lahan seluas 10 Ha (dari 6 ha ditambah 4 ha) kepada Yayasan Pembangunan Islam untuk Islamic Centre dan membantu berdirinya Mushola Nurul Islam di Jln.Mangga Raya (Semangka II) yang kini menjadi masjid megah.
Secara administratif Perumnas Depok I semakin tertata dengan adanya keputusan Bupati Bogor Ayip Rugby yang menetapkan Perumnas Depok I menjadi Kelurahan tersendiri dengan nama Depok Jaya. Lurah yang pertama Hermusa. Penggantinya berturut-turut Omo, Ceppy Suradi, Dadang Wihana, Indragiri, M.Mochtar Cholid, Drs.Slamet Aryadi, MM.,Satibi, S.Pd. dan kini Dra. Yuli Puspita Anggraini.
Hunian semakin diminati, apalagi lewat jasa KPR-BTN (Bank Tabungan Negara) cicilan per bulannya tidak bergerak naik hingga lunas. Untuk T-36=Rp 7.000, T-45 luas tanah 110 meter persegi=Rp.10.300, M-54 (tingkat)=Rp.11.900, T-70 luas tanah 200 m persegi= Rp.20.300,-/bulan. Ada sedikit perbedaan bagi mereka yang menempati pinggir jalan raya atau kelebihan luas tanah.
Diusia Tiga Dasa Warsa, Lurah Depok Jaya Drs.Slamet Aryadi, MM , ayah dua anak ( Dwi Anita-SMP dan Triyadi Setia Permadi-SD) buah hati perkawinannya dengan Dra.Titik Poniti, MM, menyatakan rasa syukurnya perkembangan perekonomian, pendidikan, sosial kemasyarakatan termasuk kerukunan, partisipasi dan gotong royong dalam pembangunan tumbuh subur.
Demikian juga kuwajiban dalam berbangsa dan bernegara antara lain dibuktikan dengan tertipnya warga membayar PBB. Sejak 3 (tiga) tahun terakhir Depok Jaya selalu merebut juara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Depok Jaya yang luasnya 113 Ha, berpenduduk 23.767 jiwa dari 5.034 KK menempati 4027 rumah hunian, terbagi menjadi 14 RW dan 108 Rukun Tetangga (RT). Di wilayah ini terdapat 23 Sekolah Dasar dan Madrasah (16 negeri, 7 swasta), SMP 3 (satu negeri, 2 swasta), dan 2 SMA (1 negeri dan 1 swasta). Sementara untuk perguruan tinggi, cukup menjanjikan karena lokasi Depok Jaya berdekatan dengan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gunadharma dan lain-lain. Tentunya, prestasi dan keberuntungan, taruhannya.
Perumnas Depok I, Depok Jaya yang dibangun pada Pelita II adalah "cikal bakal" tumbuh pesatnya Kota Depok. Hunian yang sebagian besar penduduk berprofesi wartawan ini, pada awal Pelita III disusul dibangunnya Perumnas Depok II, Depok Tengah, Depok Timur dan Depok Utara. Di era itu Kampus Universitas Indonesiaa dan Universitas Gunadharma dibangun di Depok. Giliran peran serta pengembang swasta tidak mau ketinggalan dan lahirlah Depok Mulya, Pesona Depok, Pesona Kayangan, Vila Novo, Perum Maharaja dan masih banyak lagi. Karuan saja pusat-pusat perdagangan juga berkembang pesat a.l. Depok Mall, Borobudur, Carefour, DT, ITC. Rumah Toko (Ruko), Super Market, dan lain-lain.
Meningkatnya perdagangan dan jasa, yang semakin pesat, diperlukan kecepatan pelayanan. Untuk itu pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 yang peresmiannya di selenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa.
Tujuh belas tahun kemudian tepatnya tanggal 20 April 1999 Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 Kota Administratif Depok ditingkatkan menjadi Kotamadya.Daerah Tingkat II Depok, yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal. Kini berdasarkan Pilkada, terpilih DR.Nur Mahmudi Ismail sebagai Walikota berpasangan dengan Drs.Yuyun Wirasaputra sebagai wakilnya. Dan pada periode berikutnya walikota terpilih DR.Nur Mahmudi Ismail sebagai Walikota berpasangan dengan KH. Idris Abdul Somad,Lc. sebagai wakilnya. Pada pilkada tahun 2015 walikota terpilih KH. Dr.Idris Abdul Somad, MA sebagai walikota berpasangan dengan Pradi Supriyatna untuk Masa Bakti 2016-2021.
Wilayahnya meliputi Kecamatan Cimanggis (1 kelurahan 12 desa), Kecamatan Sawangan (14 desa), Kecamatan LIMO ( 8 desa), Kecamatan Pancoran Mas 8 kelurahan yaitu Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Mampang, Kelurahan Pacoran Mas, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Depok, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Ratujaya, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Pondok Jaya dan Kelurahan Cipayung Jaya), Kecamatan Beji (6 kelurahan) dan Kecamatan Sukmajaya sebelas kelurahan.[]
BENTUK, ARTI, LAMBANG KOTA DEPOK
Bentuk, Arti dan Lambang Kota Depok beserta penjelasannya :
Lambang Kota Depok berbentuk Perisai bersisi 5 (lima) dengan warna dasar biru yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta di bagian atas terdapat tulisan “KOTA DEPOK” dan di bagian bawah terdapat tulisan “PARICARA DHARMA” dengan warna putih.
Lambang Kota terdiri dari 3 (tiga) bagian, dengan perincian sebagai berikut :
Bagian Depan terdiri dari :
Gambar Kujang dengan posisi tegak;
Kujang merupakan senjata/alat kerja masyarakat Jawa Barat, Kujang dianggap sebagai manifestasi satria-satria Pajajaran, yang identik dengan nilai-nilai kejuangan pahlawan Depok, yang memiliki sifat tak gentar dalam menegakkan kebenaran dan rela berkorban;
Kujang merupakan senjata/alat kerja masyarakat Jawa Barat, Kujang dianggap sebagai manifestasi satria-satria Pajajaran, yang identik dengan nilai-nilai kejuangan pahlawan Depok, yang memiliki sifat tak gentar dalam menegakkan kebenaran dan rela berkorban;
Pada gambar Kujang terdapat 2(dua) buah Lubang, dengan lengkungan luar sebanyak 7 (tujuh) buah dan tangkai (gagang) mempunyai lekukan 4 (empat) buah, yang dikelilingi rangkain padi dan bunga kapas yang terdiri dari 9 (sembilan) butir padi dan 9 (sembilan) kuntum bungan kapas yang mempunyai arti Kota Depok dilahirkan pada tanggal “27 April 1999”.
Padi dan Kapas melambangkan cita-cita pemerintahan dan masyarakat Kota Depok guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran;
Di bawah gambar Kujang terdapat gambar sebuah mata pena dan gambar sebuah buku terbuka, yang melambangkan Depok sebagai Kota Pendidikan.
Bagian Tengah terdiri dari :
Gambar Pendopo merupakan simbol Pusat Pemerintahan Kota Depok dalam melaksanakan tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.
Gambar Bangunan Gedung melambangkan Kota Depok sebagai Kota Pemukiman serta sebagai pusat perdagangan dan jasa;
Gambar tumpukan batu bata membentuk rangkaian kesatuan yang menggambarkan dinamika masyarakat Kota Depok dalam melaksanakan Pembangunan di segala bidang;
Gambar gelombang air menggambarkan aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Depok melambangkan kesuburan serta menunjukkan Depok sebagai Kota Resapan Air;
Bagian Dasar terdiri dari :
Bentuk Perisai yang memiliki 5 (lima) sisi melambangkan tameng dan benteng, yang mampu mengayomi, memberikan rasa aman dan tenram baik lahir maupun batin bagi masyarakat Depok serta melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat Depok dalam menghadapi segala macam gangguan, halangan dan tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kehidupan Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Dan ke 5 (lima) sisi tersebut melambangkan pula fungsi/pesan yang diemban oleh Pemerintah Kota Depok yaitu sebagai :
Kota Pemukiman;
Kota Pendidikan;
Pusat Perdagangan dan Jasa;
Kota Wisata;
Kota Resapan Air;
Kota Pendidikan;
Pusat Perdagangan dan Jasa;
Kota Wisata;
Kota Resapan Air;
Tulisan “Kota Depok” menunjukkan sebutan bagi Kota dan Pemerintah Kota Depok;
PARICARA DHARMA
Tulisan Paricara Darma : berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Paricara yang berarti Abdi, sedangkan Dharma adalah kebaikan, kebenaran dan keadilan jadi Paricara Dharma mengandung makna bahwa Pemerintah Kota Depok sebagai Abdi Masyarakat dan Abdi Negara senantiasa mengutamakan kepada kebaikan, kebenaran dan keadilan. Warna dalam lambang Kota mempunyai arti sebagai berikut :
Kuning emas melambangkan kemuliaan;
Merah bata melambangkan keberanian;
[[Putih] melambangkan kesucian;
Hijau melambangkan harapan masa depan serta menunjukkan Daerah yang subur;
Hitam melambangkan keteguhan;
Warna Biru melambangkan keluasan wawasan dan kejernihan pikiran.[]
Merah bata melambangkan keberanian;
[[Putih] melambangkan kesucian;
Hijau melambangkan harapan masa depan serta menunjukkan Daerah yang subur;
Hitam melambangkan keteguhan;
Warna Biru melambangkan keluasan wawasan dan kejernihan pikiran.[]
sumber : depok tempo doeloe
Demikianlah Artikel JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA
Sekianlah artikel JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA dengan alamat link https://infodepokontime.blogspot.com/2016/07/jejak-langkah-perumnas-depok-jaya.html
0 Response to "JEJAK LANGKAH PERUMNAS DEPOK JAYA"
Posting Komentar